LAPORAN
KIMIA
“PENGUJIAN KOROSI PADA PAKU”
|
Disusun Oleh :
Kelas : XII IPA 1
Mata Pelajaran : Kimia
Guru Mapel : Yuria Ashoti.S.Pd
PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG
DINAS PENDIDIKAN
SMA N 1 BERMANI ULU
Jalan Raya Sentral Baru, Kode Pos 39152
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat allah SWT karena atas kehendaknya, karya ilmiah tentang korosi
ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan penulisan karya ilmiah ini
bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan korosi?, mengamati
pengkaratan atau kata lain korosi pada paku/besi. Dan juga untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi pada paku.
Dengan
selesainya karya ilmiah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan/ilmu tentang
bahan-bahan yang dapat ditimbulkan mempercepat sebuah proses terjadinya korosi(karat).
Oleh sebab itu, dengan terselesainya karya ilmiah ini tentu saja bukan karena
kemampuan penulis dan pengamat semata-mata, tetapi ada unsur lain yang
mendukung dan bantuan dari orang tua dan
pihak-pihak yang terkait.
Kami
menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca sangat kami harapkan demi
penyempurnaan karya ilmiah kami ini. Semoga karya ilmiah ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua/ para pembaca tentang faktor yang memengaruhi korosi.
Bermani
ulu, november 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR
ISI 2
ABSTRAK 3
BAB.I : PENDAHULUAN 4
1. Latar
belakang masalah 4
2. Rumusan
masalah 4
3. Tujuan
masalah 4
BAB.II:
KAJIAN TEORITIS 5
1. Korosi 5
2. Penyebab
korosi 6
3. Proses
terjadinya korosi 6
4. Dampak
dari korosi 7
5. Mencegah
terjadinya korosi 8
BAB.III: METODE PENELITIAN 9
1.
Alat
dan Bahan 9
2.
Cara
kerja 9
3.
Waktu
dan tempat 10
BAB.IV: HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN 11
1.
Hasil
pengamatan hari pertama setelah percobaan 11
2.
Hasil
pengamatan hari ketujuh 12
3.
Pembahasan 12
BAB.V : KESIMPULAN 13
1.
Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 14
KESIMPULAN 15
ABSTRAK
Karya
ilmiah yang berjudul pengamatan terjadinya korosi pada paku ini membahas faktor yang memengaruhi korosi pada
paku dan cara pencegahannya. Tujuan kami
menulis karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui bahan-bahan yang dapat
mempercepat terjadinya korosi pada paku. Metode yang digunakan dengan cara
melakukan penelitian langsung terhadap paku. Berdasarkan hasil penelitian, paku
yang yang lebih cepat mengalami pengkaratan/korosi adalah paku didalam gelas
yang berisi air pam yang terbuka, air mendidih,air pam tertutup, air suling, dan dalam larutan silika. Salah
satu penyebabnya adalah kelembapan udara disekitar tempat penyimpanan.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.Latar
Belakang Masalah
Dalam kehidupan
sehari-hari korosi juga dikenal dengan kata pengkaratan. Sedangkan karat itu
sendiri adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala
destruktif yang memengaruhi hampir semua logam. Besi adalah sebuah dari banyak
logam yang mengalami pengkaratan atau korosi. Oleh karna itu, tidak
mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir diangap sama. Korosi korosi
dapat merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan bagi kesehatan
kita. Oleh sebab itu, betapa pentingnya kita mempelajari pencegahan korosi.
2.
Rumusan Masalah
·
Jelaskan pengertian korosi?
·
Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang
mempercepat korosi?
·
Paku besi mana yang terjadi korosi
paling cepat?
·
Paku besi mana yang terjadi korosi
paling lambat?
·
Paku besi manakah yang tidak terjadi
korosi?
·
Jelaskan hal-hal apa sajakah yang dapat
memengaruhi terjadinya korosi pada percobaan?
3.
Tujuan Masalah
·
Mengetahui penyebab terjadinya korosi?
·
Mengetahui pencegahan korosi?
BAB II
KAJIAN
TEORITIS
1. Korosi
Korosi
merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam dalam
lingkungan yang mengandung air atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh
gas oksigen di udara.
Salah
satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi atau biasa disebut karat. Besi
yang mengaami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O.
Pada proses pengamatan, besi(Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen(O2)
yang terlarut dalam air bertidak sebagai
pengoksidasi. Persamaan reaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Anode: Fe2++2e_ → Fe
Katode: 2H2O
→ 4H+ + 4e-
Karat disebut autokatalis karena karat
yang terjadi pada logam akan mempercepat proses pengkaratn berikutnya. Korosi
adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat dilingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dibutuhkan. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut pengkaratan. Contoh
korosi yang lazim adalah pengkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami
oksidasi, sedangkan oksigen mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa
oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3 .
nH2O suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan
proses elektro kimia. Pada korosi besi,
bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami
oksidasi. (Suroso, Asih,dkk.2011).
2. Penyebab
Korosi
Faktor yang memengaruhi korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan
meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit
yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan
meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembapan, keberadaan zat-zat kimia
yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebab
korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa maupun
organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat
proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat
memmpercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan
tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta senyawaan-senyawaannya dikenal
sebagai bahan korosif. Dalam dunia industri, bahan ini umumnya dipakai untuk
sintesa bahan-bahan organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia
yang cukup bnyak digunakan dalam kegiatan industri . pada suhu dan tekanan
normal, bahan ini berada dalam bentuk gas
dan sangat nudah terlepas ke udara. (Purba, Michael.2007).
3. Proses
Terjadinya Korosi
Korosi atau pengkaratan merupakan
fenomena kimia pada bahan-bahan logam yang pada daasrnya merupakan reaksi logam
menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair
dan oksigen. Contoh yang paling umum adalah kerusakan logam besi dengan
terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan
melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik mengkonsumsi
elektron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan
reduksi ion hidogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh
korosi logam dalam udara lembab. (Purba, Michael.2007).
4. Dampak
Dari Korosi
Karatan adalah logam yang mengalami
kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak dan berwarna
hitam kecoklatan pada besi/baja disebut karat. Secara teoritis karat adalah
istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja/besi,
sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat dikatakan korosi . korosi
didefinisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya) ataun
sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan merupakan
proses atau reaksi elektrokimia yang
bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu
korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya
sehaingga memperlambat pengkaratan. Dilihat
dari aspek elektrokimianya, korosi merupakan proses terjadinya transfer
elektron dari dari logam kelingkungannya.
Logam berlaku sebagai sel yang
memberikan elektron dan lingkungannya sebagai penerima elektron. Reaksi yang terjadi pada logam yang
mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut
kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut.
Sedangakan dari katoda terjadi reaksi dimana ion-ion dari lingkungan mendakati
ion logam dan menangkap elektron-elektron yang teringal pada logam. Dampak yang
ditimbulakan korosi sungguh luar biasa.
Dampak yamg ditimbulkan korosi dapat
berupa kerugian langsung dan tidak langsung . keugian langsung dapat berupa
terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau struktur bangunan.
Sedangakan kerugian tidak langsung, berupa terhentinya produktifitas/ aktifitas
produksi, karena terjadinya pergantian peralatan yang rusak kaibat korosi,
kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar
atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi
pada alat penukar pnas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi
perpindahan panas dan lain sebagainya. Berdasrkan kondisi lingkungannya, korosi
dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan
air, dan korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka. Dan korosi temperatur
tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 5000C.
(Suroso, Asih,dkk.2011)/.
4. Mencegah
Terjadinya Korosi
Prinsip sederhannya adalah *menutup*
jalan masuk dan kontak antara permukaan besi dengan air dan udara. Caranya bisa
bermacam-macam , misalnya dengan cara pengecetan, dan melapisi besi dengan
bahan lain contohnya chrom, nikel(misalnya pada pelg roda motor kamu),
penyepuhan/galvanisasi. Ada juga logam yang dibentuk dari campuran besi sedemikian rupa namun
tetap kuat yang disebut dengan STAINLESS STELL atau baja tahan karat, biasanya
digunakan untuk pisau, alat dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan. Cara
lain adalah dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu melindungi benda besi dari karat
dengan cara menjadikan benda tersebut sebagai katoda, secara sederhana bisa
dijelaskan bahwasebatang besi akan mudah terkena karat dibandingkan tembaga.
Maka dengan menempelkan besi pada tembaga, maka karat yang muncul akan terserap
menuju besi, bukan menuju tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa
yang panjang, menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi
pencegah karat dikendaraan mobil.
BAB
III
METODE PENELITIAN
1. Alat
dan Bahan
·
Gelas (11 buah)
·
Paku (11 buah)
·
Gabus (sebagai penutup gelas)
·
Minyak tanah
·
Air pam
·
Air mendidih (ditutup)
·
Air pam (ditutup)
·
Larutan NaCl/garam
·
Air suling
·
Air suling mendidih (ditutup)
·
Minyak goreng
·
Larutan silika
·
Asam cuka(CH3COOH-)
2. Cara
kerja
1. Siapkan
11 buah gelas kaca yang telah dibersihkan.
2. Isi
1 buah paku kedalam masing-masing gelas/wadah yang telah disiapkan.
3. Setelah
itu, masukkan larutan yang telah ditentukan dalam setiap gelas yang mana gelas
1 minyak tanah, gelas 2 air pam, gelas 3 air mendidih, gelas 4 air pam, gelas 5
larutan NaCl, gelas 6 air suling, gelas 7 air suling mendidih, gelas 8 minyak
goreng, gelas 9 udara kosong, gelas 10 larutan silika, gelas 11 asam cuka(CH3COOH-).
4. Tutup
wadah 3, wadah 4, wadah 7, wadah 9 dan wadah 10.
5. Simpan
ditempat yang aman.
6. Mengamati
perubahan paku selama 1 minggu(7 HARI)
3. Waktu
dan Tempat
Waktu : Sabtu, 25 oktober 2014
Tempat : Dirumah
Lingga Darmansyah, disesa Sentral Baru.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. HASIL
PENGAMATAN HARI PERTAMA SETELAH PERCOBAAN
TABEL PENGAMATAN
NO
|
PAKU PADA
GELAS
|
HASIL
PENGAMATAN
|
1
|
Minyak
tanah
|
Tidak
ada perubahan
|
2
|
Air
pam
|
Muncul
warna kuning-kecoklatan disekitar paku
|
3
|
Air
mendidih(ditutup)
|
Muncul
warna kuning-kecoklatan disekitar paku
|
4
|
Air
pam(ditutup)
|
Muncul
warna kuning-kecoklatan disekitar paku
|
5
|
Larutan
NaCl
|
Tidak
ada perubahan
|
6
|
Air
suling
|
Muncul
warna kuning-kecoklatan disekitar paku
|
7
|
Air
suling mendidih(ditutup)
|
Mulai
muncul warna kuning-kecoklatan disekitar paku
|
8
|
Minyak
goreng
|
Tidak
ada perubahan
|
9
|
Udara
kosong(ditutup)
|
Tidak
ada perubahan
|
10
|
Larutan
silika(ditutup)
|
Mulai
muncul warna kuning-kecoklatan disekitar paku
|
11
|
Asam
cuka(CH3COOH-)
|
Mulai
mengkarat
|
2.
HASIL PENGAMATAN HARI KETUJUH
TABEL
PENGAMATAN
NO
|
PAKU PADA
GELAS
|
HASIL
PENGAMATAN
|
1
|
Minyak tanah
|
Tidak
mengalami korosi
|
2
|
Air pam
|
korosi
|
3
|
Air mendidih
|
korosi
|
4
|
Air
pam(ditutup)
|
korosi
|
5
|
Larutan NaCl
|
Muncul warna
kuning-kecoklatan disekitar paku
|
6
|
Air suling
|
Korosi
|
7
|
Air suling mendidih
|
korosi
|
8
|
Minyak goreng
|
Tidak
mengalami korosi
|
9
|
Udara kosong
|
Tidak
mengalami korosi
|
10
|
Larutan silika
|
korosi
|
11
|
Asam cuka(CH3COOH-)
|
Korosi
|
Pembahasan:
Dari
hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa paku yang dimasukkan kedalam
air pam, air mendidih ditutup, air pam ditutup, larutan NaCl, air suling, air
suling mendidih ditutup, udara kosong ditutup dan larutan silika ditutup
mengalami korosi/berkarat. Sedangkan paku yang dimasukkan kedalam minyak tanah,
minyak goreng dan larutan asam cuka(CH3COOH-) tidak
mengalami pengkaratan/korosi.hal diakibatkan bahwa minyak tanah dan minyak
goreng bukan termasuk dalam bahan-bahan yang bersifat korosif(yang menyebabkan
korosi).
Dari
sebelas bahan yang dapat menyebabkan korosi tersebut, yang paling cepat adalah
CH3COOH- ,karena selain termasuk kedalam bahan-bahan yang
bersifat korosif, asam cuka juga dapat menghasilkan H+ sehingga paku
akan mengalami korosi lebih cepat dibandingkan larutan lain.
Dan
yang lebih lambat bahkan tidak mengalami korosi yaitu pada larutan minyak tanah
dan minyak goreng, sebab minyak tanah dan minyak goreng termasuk dalam
bahan-bahan yang bersifat korosif(yang menyebabkan korosi),juga minyak tanah
adalah media yang dapat menghambat korosi dan minyak goreng bersifat licin(pelumas).
BAB
V
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari
percobaan diatas adalah sebagai berikut : asam cuka,air pam, air mendidih, air
pam ditutup, larutan NaCl, air suling, air suling mendidih ditutup, udara
kosong dan larutan silika termasuk dalam bahan-bahan yang bersifat korosif yaitu yang dapat menyebabkan korosi
pada besi dalam hal ini paku. Sedangkan minyak tanah dan minyak goreng bukanlah
bahan yang dapat menyebabkan besi megalami korosi(pengkaratan), oleh karna itu
minyak tanah dan minyak manis tidak termasuk kedalam bahan yang korosif.
DAFTAR PUSTAKA
ü Suroso.
Asih,dkk.2011. kimia untuk SMA/MA kelas XII semester 1. Aspirasi
ü Purba,
Michael. 2007. KIMIA untuk kelas XII. Jakarta : Erlangga
ü Sagala,
Polmer P. 2011. Jago KIMIA SMA kelas 1,2,3. Jakarta : kawan pustaka
LAMPIRAN
HASIL
PADA HARI KETUJUH
bagus banget gan, ampe ga bisa dicopas
BalasHapus