Selasa, 04 November 2014

LAPORAN KIMIA TENTANG KOROSI




LAPORAN KIMIA

“PENGUJIAN KOROSI PADA PAKU”





1.     Ahmad Slavia
2.     Dewi Amelia.D
3.     Lingga Darmansyah
4.     Suliana
 
 
Disusun Oleh       :


Kelas                      : XII IPA 1
Mata Pelajaran   : Kimia
Guru Mapel          : Yuria Ashoti.S.Pd


PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG
DINAS PENDIDIKAN
SMA N 1 BERMANI ULU
Jalan Raya Sentral Baru, Kode Pos 39152


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT karena atas kehendaknya, karya ilmiah tentang korosi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan korosi?, mengamati pengkaratan atau kata lain korosi pada paku/besi. Dan juga untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi pada paku.
Dengan selesainya karya ilmiah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan/ilmu tentang bahan-bahan yang dapat ditimbulkan mempercepat sebuah proses terjadinya korosi(karat). Oleh sebab itu, dengan terselesainya karya ilmiah ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis dan pengamat semata-mata, tetapi ada unsur lain yang mendukung  dan bantuan dari orang tua dan pihak-pihak yang terkait.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan karya ilmiah kami ini. Semoga karya ilmiah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua/ para pembaca tentang faktor yang memengaruhi korosi.
                                                                                                               







Bermani ulu,  november 2014

Penulis



DAFTAR ISI
                                                                               HALAMAN
KATA PENGANTAR                                                                          1      
DAFTAR ISI                                                                                        2      
ABSTRAK                                                                                           3
BAB.I : PENDAHULUAN                                                                  4
1.      Latar belakang masalah                                                     4                  
2.      Rumusan masalah                                                              4
3.      Tujuan masalah                                                                  4
BAB.II: KAJIAN TEORITIS                                                               5
1.      Korosi                                                                                 5                              
2.      Penyebab korosi                                                                 6
3.      Proses terjadinya korosi                                                     6
4.      Dampak dari korosi                                                            7
5.      Mencegah terjadinya korosi                                                8
BAB.III: METODE PENELITIAN                                                       9
1.      Alat dan Bahan                                                                    9
2.      Cara kerja                                                                             9
3.      Waktu dan tempat                                                               10
BAB.IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN                      11
1.      Hasil pengamatan hari pertama setelah percobaan              11
2.      Hasil pengamatan hari ketujuh                                            12
3.      Pembahasan                                                                         12
BAB.V : KESIMPULAN                                                                       13
1.      Kesimpulan                                                                          13
DAFTAR PUSTAKA                                                                             14
KESIMPULAN                                                                                       15    
                                                                                        


ABSTRAK

Karya ilmiah yang berjudul pengamatan terjadinya korosi pada paku ini  membahas faktor yang memengaruhi korosi pada paku dan cara pencegahannya.  Tujuan kami menulis karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui bahan-bahan yang dapat mempercepat terjadinya korosi pada paku. Metode yang digunakan dengan cara melakukan penelitian langsung terhadap paku. Berdasarkan hasil penelitian, paku yang yang lebih cepat mengalami pengkaratan/korosi adalah paku didalam gelas yang berisi air pam yang terbuka, air mendidih,air pam tertutup,  air suling, dan dalam larutan silika. Salah satu penyebabnya adalah kelembapan udara disekitar tempat penyimpanan.


















BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang Masalah     
          Dalam kehidupan sehari-hari korosi juga dikenal dengan kata pengkaratan. Sedangkan karat itu sendiri adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang memengaruhi hampir semua logam. Besi adalah sebuah dari banyak logam yang mengalami pengkaratan atau korosi. Oleh karna itu, tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir diangap sama. Korosi korosi dapat merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan bagi kesehatan kita. Oleh sebab itu, betapa pentingnya kita mempelajari pencegahan korosi.
                                              
2. Rumusan Masalah                     
·         Jelaskan pengertian korosi?
·         Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempercepat korosi?
·         Paku besi mana yang terjadi korosi paling cepat?
·         Paku besi mana yang terjadi korosi paling lambat?
·         Paku besi manakah yang tidak terjadi korosi?
·         Jelaskan hal-hal apa sajakah yang dapat memengaruhi terjadinya korosi pada percobaan?
3. Tujuan Masalah                                       
·         Mengetahui penyebab terjadinya korosi?
·         Mengetahui pencegahan korosi?
                                           









BAB II
KAJIAN TEORITIS
1.     Korosi
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam dalam lingkungan yang mengandung air atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen di udara.
Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi atau biasa disebut karat. Besi yang mengaami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi(Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen(O2) yang terlarut dalam air bertidak  sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Anode: Fe2++2e_  → Fe
Katode: 2H2O → 4H+ + 4e-
Karat disebut autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan mempercepat proses pengkaratn berikutnya. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat dilingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dibutuhkan. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut pengkaratan. Contoh korosi yang lazim adalah pengkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3 . nH2O suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektro kimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi. (Suroso, Asih,dkk.2011).

2.     Penyebab Korosi
Faktor yang memengaruhi  korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembapan, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebab korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memmpercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta senyawaan-senyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam dunia industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup bnyak digunakan dalam kegiatan industri . pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas  dan sangat nudah terlepas ke udara. (Purba, Michael.2007).
3.     Proses Terjadinya Korosi
Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan-bahan logam yang pada daasrnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum adalah kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik mengkonsumsi elektron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam dalam udara lembab. (Purba, Michael.2007).







4.     Dampak Dari Korosi
Karatan adalah logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada besi/baja disebut karat. Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja/besi, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat dikatakan korosi . korosi didefinisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya) ataun sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang  bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya  bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehaingga memperlambat pengkaratan.   Dilihat dari aspek elektrokimianya, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari dari logam kelingkungannya.   Logam berlaku  sebagai sel yang memberikan elektron dan lingkungannya sebagai penerima  elektron. Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangakan dari katoda terjadi reaksi dimana ion-ion dari lingkungan mendakati ion logam dan menangkap elektron-elektron yang teringal pada logam. Dampak yang ditimbulakan korosi sungguh luar biasa.
Dampak yamg ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan tidak langsung . keugian langsung dapat berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau struktur bangunan. Sedangakan kerugian tidak langsung, berupa terhentinya produktifitas/ aktifitas produksi, karena terjadinya pergantian peralatan yang rusak kaibat korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar pnas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panas dan lain sebagainya. Berdasrkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, dan korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka. Dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 5000C. (Suroso, Asih,dkk.2011)/.

4.     Mencegah Terjadinya Korosi
Prinsip sederhannya adalah *menutup* jalan masuk dan kontak antara permukaan besi dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam , misalnya dengan cara pengecetan, dan melapisi besi dengan bahan lain contohnya chrom, nikel(misalnya pada pelg roda motor kamu), penyepuhan/galvanisasi. Ada juga logam yang dibentuk  dari campuran besi sedemikian rupa namun tetap kuat yang disebut dengan STAINLESS STELL atau baja tahan karat, biasanya digunakan untuk pisau, alat dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan. Cara lain adalah dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu melindungi benda besi dari karat dengan cara menjadikan benda tersebut sebagai katoda, secara sederhana bisa dijelaskan bahwasebatang besi akan mudah terkena karat dibandingkan tembaga. Maka dengan menempelkan besi pada tembaga, maka karat yang muncul akan terserap menuju besi, bukan menuju tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat dikendaraan mobil.

                          




                                             


                                             

BAB III
METODE PENELITIAN

1.     Alat dan Bahan
·         Gelas (11 buah)
·         Paku (11 buah)
·         Gabus (sebagai penutup gelas)
·         Minyak tanah
·         Air pam
·         Air mendidih (ditutup)
·         Air pam (ditutup)
·         Larutan NaCl/garam
·         Air suling
·         Air suling mendidih (ditutup)
·         Minyak goreng
·         Larutan silika
·        Asam cuka(CH3COOH-)
2.     Cara kerja
1.      Siapkan 11 buah gelas kaca yang telah dibersihkan.
2.      Isi 1 buah paku kedalam masing-masing gelas/wadah yang telah disiapkan.
3.      Setelah itu, masukkan larutan yang telah ditentukan dalam setiap gelas yang mana gelas 1 minyak tanah, gelas 2 air pam, gelas 3 air mendidih, gelas 4 air pam, gelas 5 larutan NaCl, gelas 6 air suling, gelas 7 air suling mendidih, gelas 8 minyak goreng, gelas 9 udara kosong, gelas 10 larutan silika, gelas 11 asam cuka(CH3COOH-).
4.      Tutup wadah 3, wadah 4, wadah 7, wadah 9 dan wadah 10.
5.      Simpan ditempat yang aman.
6.      Mengamati perubahan paku selama 1 minggu(7 HARI)



3.     Waktu dan Tempat
Waktu             :           Sabtu, 25 oktober 2014                      
Tempat            :           Dirumah Lingga Darmansyah, disesa Sentral Baru.
                      


















                                            BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.     HASIL PENGAMATAN HARI PERTAMA SETELAH PERCOBAAN
                                                                    

TABEL PENGAMATAN
NO
PAKU PADA GELAS
HASIL PENGAMATAN
1
Minyak tanah
Tidak ada perubahan
2
Air pam
Muncul warna kuning-kecoklatan disekitar paku
3
Air mendidih(ditutup)
Muncul warna kuning-kecoklatan disekitar paku
4
Air pam(ditutup)
Muncul warna kuning-kecoklatan disekitar paku
5
Larutan NaCl
Tidak ada perubahan
6
Air suling
Muncul warna kuning-kecoklatan disekitar paku
7
Air suling mendidih(ditutup)
Mulai muncul warna kuning-kecoklatan disekitar paku
8
Minyak goreng
Tidak ada perubahan
9
Udara kosong(ditutup)
Tidak ada perubahan
10
Larutan silika(ditutup)
Mulai muncul warna kuning-kecoklatan disekitar paku
11
Asam cuka(CH3COOH-)
Mulai mengkarat
                                                 










2.      HASIL PENGAMATAN HARI KETUJUH



TABEL PENGAMATAN
NO
PAKU PADA GELAS
HASIL PENGAMATAN
1
Minyak tanah
Tidak mengalami korosi
2
Air pam
korosi
3
Air mendidih
korosi
4
Air pam(ditutup)
korosi
5
Larutan NaCl
Muncul warna kuning-kecoklatan disekitar paku
6
Air suling
Korosi
7
Air suling mendidih
korosi
8
Minyak goreng
Tidak mengalami korosi
9
Udara kosong
Tidak mengalami korosi
10
Larutan silika
korosi
11
Asam cuka(CH3COOH-)
Korosi

Pembahasan:
Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa paku yang dimasukkan kedalam air pam, air mendidih ditutup, air pam ditutup, larutan NaCl, air suling, air suling mendidih ditutup, udara kosong ditutup dan larutan silika ditutup mengalami korosi/berkarat. Sedangkan paku yang dimasukkan kedalam minyak tanah, minyak goreng dan larutan asam cuka(CH3COOH-) tidak mengalami pengkaratan/korosi.hal diakibatkan bahwa minyak tanah dan minyak goreng bukan termasuk dalam bahan-bahan yang bersifat korosif(yang menyebabkan korosi).
Dari sebelas bahan yang dapat menyebabkan korosi tersebut, yang paling cepat adalah CH3COOH- ,karena selain termasuk kedalam bahan-bahan yang bersifat korosif, asam cuka juga dapat menghasilkan H+ sehingga paku akan mengalami korosi lebih cepat dibandingkan larutan lain.
Dan yang lebih lambat bahkan tidak mengalami korosi yaitu pada larutan minyak tanah dan minyak goreng, sebab minyak tanah dan minyak goreng termasuk dalam bahan-bahan yang bersifat korosif(yang menyebabkan korosi),juga minyak tanah adalah media yang dapat menghambat korosi dan minyak goreng bersifat licin(pelumas).





BAB V
KESIMPULAN
1.     Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan diatas adalah sebagai berikut : asam cuka,air pam, air mendidih, air pam ditutup, larutan NaCl, air suling, air suling mendidih ditutup, udara kosong dan larutan silika termasuk dalam bahan-bahan yang bersifat  korosif yaitu yang dapat menyebabkan korosi pada besi dalam hal ini paku. Sedangkan minyak tanah dan minyak goreng bukanlah bahan yang dapat menyebabkan besi megalami korosi(pengkaratan), oleh karna itu minyak tanah dan minyak manis tidak termasuk  kedalam bahan yang korosif.
















                     





DAFTAR PUSTAKA
ü Suroso. Asih,dkk.2011. kimia untuk SMA/MA kelas XII semester 1. Aspirasi
ü Purba, Michael. 2007. KIMIA untuk kelas XII. Jakarta : Erlangga
ü Sagala, Polmer P. 2011. Jago KIMIA SMA kelas 1,2,3. Jakarta : kawan pustaka 

















LAMPIRAN
HASIL PADA HARI KETUJUH
                                  
                          

1 komentar: