Rabu, 05 November 2014

PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF



Nama : Lingga DarmansyahI agree your opinion
Kelas : XII.IPA1
Tugas : Kimia
PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF  LARUTAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan osmosis memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa penerapan penurunan titik beku dapat mempertahankan kehidupan selama musim dingin. Penerapan tekanan osmosis diitemukan di alam, dalam ilmu biologi. Berikut ini penjelasan mengenai penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari.
A.Penerapan Penurunan Tekanan Uap
Laut mati adalah contoh terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air yang berkadar garam yang sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebeas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi. Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat terlarunya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai sarana hiburan/rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip dengan laut mati dapat kita temui di beberapa tempat wisarta di Indonesia yang berupa kolam apung.
B.Penerapan Kenaikan Titik Didih
            Mengapa merebus telur di daerah pantai lebih cepat mateng dibandingkan di pegunungan? Karena, pada ketinggian 0 meter dari permukaan laut, tekanan udara = 1 atm. Pada tekanan 1 atm air mendidih pada suhu 1000C. Pada tekanan dibawah 1 atm air mendidih pada suhu lebih kecil dari 1 atm, semakin tinggi  posisi suatu tempat , misalnya dipegunungan, tekanan udara semakin kecil. Jadi air mendidih didaerah tersebut semakin dibawah 1000C. Ketika air mendidih (merubah wujud dari cair ke gas) suhunya akan konstan walaupun terus dipanaskan. Itulah alasannya mengapa didaerah pantai lebih cepat matang jika merebus telur.
C.Penerapan Penurunan Titik Beku
 1. Membuat Campuran Pendingin
                Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku dibawah 00C. Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar. Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapiskan kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu, campuran bahan pembuat es putar dimasukan dalam benjana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Benjana ini kemudian dimasukkan kedalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku.
2. Antibeku pada Radiator Mobil
                Di daerah beriklim dingin, kedalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator kendaraan akan radiator menurun/tidak mudah membeku.
3. Antibeku Dalam Tubuh Hewan
                Hewan-hewan yang tinggal didaerah yang beriklim dingin, seperti beruang kutup, memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mampu menurnkan titik beku air hingga 0,80C. Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1,90C karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mencegah pembentukan Kristal es dalam jaringan dan selnya.
4. Antibeku Untuk Mencairkan Salju
                Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju selalu terjadi, jalanan dipenuhi es salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCl dan CaCl2. Penaburan garam tersebut dapat mencairkan salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula salju mencair.
5. Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)
                Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif  zat pelarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) Serta nilai penurunan titik bekunya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.
D. Penerapan Tekanan Osmosis
1. Mengontrol Bentuk Sel
                Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut hipertonik. Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan kedalam darah. Cairan infus harus isotonic dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik kedalam maupun keluar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan.

2. Mesin Cuci Darah
                Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membrane semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian di buang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.
3. Pengawetan Makan
                Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab makan busuk yang berada di permukaan makanan.

4. Membasmi Lintah
                Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya/dehidrasi.
5. Penyerapan Air Oleh Akar Tanaman
                Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman melalui akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air disekitar tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh akar tanaman.
6. Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik
                Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya.
                Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeable untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air murni ke dalam air asin. Penggunaaan lain dari osmosis yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.

1 komentar: