pembahasan Pemurnian Naftalen Dengan Cara Sublimasi
Pemurnian
Naftalen Dengan Cara Sublimasi
PEMBAHASAN
Sublimasi
adalah salah satu pemisahan zat-zat yang mudah menyublim. perubahan wujud zat
padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun suatu zat diberikan
kenaikan suhu maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas, sebaliknya
jika suhu gas tersebut diturunkan maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi
panas. Gas yang dihasilkan ditampung lalu didinginkan kembali. Syarat pemisahan
campuran pada sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan
titik didih yang besar sehingga kita dapat menghasilkan uap dengan tingkat
kemurnian yang tinggi. Begitupun syarat sampel untuk sublimasi adalah dengan
sifat kimia mudah menguap agar mudah proses sublimasinya.
Pada percobaan
sublimasi, Pemurnian naftalen dengan menggunakan proses sublimasi dikarenakan
karena sifat naftalen yang mudah menyublim dan merupakan padatan Kristal yang
tak bewarna (Riswiyanto,2003). Reaksi dari naftalen berlangsung dengan sangat
cepat. Hal ini disebabkan zat padat dalam proses sublimasi mengalami proses
perubahan langsung menjadi gas tanpa melalui fase cair, kemudian terkondensasi
menjadi padatan atau kristalkembali. Sehingga dalam proses sublimasi, naftalen
tidak berubah menjadi senyawa lain, hanya beubah bentuk (fase) dari padat ke
gas. Pada percobaan diperoleh berat naftalen murni yaitu 0,37 gram yang
sebelumnya berat naftalen adalah 0,5 gram. Berat naftalen yang didapatkan lebih
sedikit dari pada jumlah awal dari naftalen sebelum sublimasi.
Dalam percobaan
sublimasi tidak dilakukan pengujian titk leleh. Untuk memestikan Kristal
naftalen yang didapat yaitu dari bentuk Kristal yang seperti jarum (monoklin)
dan bentuk Kristal yang didapatkan lebih tipis dan jernih dari pada sebelum
sublmasi.
Berdasarkan
hasil perhitungan %rendemen kristal adalah 74%, nilai % rendemen ini tidak
terlalu akurat (kurang mendekati 100%), hal ini disebabkan saat praktikum,
yaitu:
1. Naftalen yang diletakkan didalam gelas kimia tidak terpusat ditengah
(tercecer), sehingga ketika proses sublimasi, tidak semua menempel pada
erlenmeyer dan karena luasnya permuakaan tempat naftalen diletakkan, sehingga
sebagian menguap ke udara
2. luas permukaan erlenmeyer yang besar, sehingga kristal naftalen tersebar ke
segala bagian bawah erlenmeyer, baik di tengah ataupun disampingannya, sehingga
menyulitkan ketika dilakukan pengambilan dengan spatula
3. kristal yang terbentuk tidak semua terbawa oleh spatula, karena sulitnya
saat pengambilan dimana es batu dalam erlenmeyer yang mulai mencair, sehingga
kristal berair dan menyulitkan saat pengambilan dengan spatula.
KESIMPULAN
%Rendemen yang diperoleh dari
hasil perhitungan adalah 74%
DAFTAR PUSTAKA
ANONIM.2011. diakses pada
tanggal 22 Desember 2011-12-25
Keenan, Charles W. dkk., 1992, Kimia
Untuk Universitas Jilid 2, Erlangga. Jakarta.
Riswiyanto., Ridla Bakri, Bayu Prawira., Sains Indonesia 7 (3): 75-80., 2003.
Tahun Publikasi, : 2003. Status Publikasi, : Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar